Ahad, 5 Februari 2017

SUARA ITU

Suara itu kekadang kedengarannya amat mirip suara tuan guru yang telah pergi.  Sungguh.  Dan tiap kali ia berkumandang di radio IKIM untuk memberi tazkirah...... hatiku digayut rindu.... teramat sangat.

Dalam kekalutan sebuah parti politik yang pernah kau pandu dahulu, yang kian lari jauh dari trek atau landasannya tika ini ..... aku jadi semakin rindu padamu.  Rindu pada suaramu, pada ucapanmu, pada ketenanganmu, yang seakan tiada penggantinya.  Malah rindu pada cara dirimu menguruskan sebuah negeri yang digelar Serambi Mekah itu...

Suara yang bisa mengalirkan air mata.... tatkala aku dalam kereta.  Seakan engkau tuan guru...... bagaikan masih ada di sisi.  Suara itu saling tak tumpah seperti suaramu.  Tiap kali menerobos gegendang.... hatiku seakan terhenti berbicara soal lain.  Sungguh...

Dan kini bas yang kau pandu dulu telah hilang arahnya.  Makin jauh dan jauh.....  Menjadikan aku makin sedih tatkala mengingati pesananmu pada kami yang ditinggalkan.  Bas itu...... ke manakah bakal dibawa....

Semoga tuan guru..... kau bahagia di taman barzakh.
Dan kami akan menyambut baton yang kau tinggalkan itu, menuju destinasi yang hakiki.  Janji Allah itu pasti.  Mohon Ya Robbi, jangan Kau bolak balikkan hati ini.  Perjuangan itu akan kami teruskan....