Jumaat, 10 Februari 2017

PERGINYA SEORANG GURU......

Menerima khabar kematian....... seperti biasa kita akan mengungkapkan " innalillahi wainna ilaihi rojiiun...."

Tatkala pemergiannya dimaklumkan dalam group whatsapp itu..... aku tertanya-tanya juga..... siapa ya empunya diri???  Apabila dikaitkan dengan muslimat PAS..... hati pun mula berteka teki.

Dan apabila wajah itu muncul dalam group whatsapp ke-2...... memang sah insan itu yang bermain di mindaku.  Meneka dalam kesamaran...... tapi tepat sekali tekaan itu.  

Menerawang mengenang kembali tika hari sukan dan ikhtifal PASTI.....
 Bila berselisih, dan mata kami bertentang...... kuungkapkan salam.  Tenang wajahnya sambil menyambut salamku.  Sosok tubuh yang agak rendah, tetap ligat ke sana ke mari.  

Banyak kali juga kami bertemu tanpa bicara.  Memang antara ramai-ramai guru PASTI yang sering kutemui, wajah insan inilah menjadi perhatianku.   Entah mengapa ye..... kami tidak pernah berbicara mesra.  Namun perwatakannya begitu menarik perhatianku.   Mengenalinya tanpa nama......  

Apabila anak-anak makin membesar...... PASTI ditinggalkan.  Dan sejak itu jarang aku bertemu dengannya.  Kalau adapun barangkali mungkin dalam program muslimat PAS.  

Dan akhirnya, dia pergi meninggalkan kita semua.  Dan aku hanya sempat kenal wajah, perwatakannya, dan sosok tubuhnya.   Agak rendah orangnya, tapi begitu menarik hatiku.  Barangkali nur di wajahnya menjentik naluriku....

Moga dirimu sahabat, cikgu dan ustazah...... berbahagia di sana.  





Ahad, 5 Februari 2017

SUARA ITU

Suara itu kekadang kedengarannya amat mirip suara tuan guru yang telah pergi.  Sungguh.  Dan tiap kali ia berkumandang di radio IKIM untuk memberi tazkirah...... hatiku digayut rindu.... teramat sangat.

Dalam kekalutan sebuah parti politik yang pernah kau pandu dahulu, yang kian lari jauh dari trek atau landasannya tika ini ..... aku jadi semakin rindu padamu.  Rindu pada suaramu, pada ucapanmu, pada ketenanganmu, yang seakan tiada penggantinya.  Malah rindu pada cara dirimu menguruskan sebuah negeri yang digelar Serambi Mekah itu...

Suara yang bisa mengalirkan air mata.... tatkala aku dalam kereta.  Seakan engkau tuan guru...... bagaikan masih ada di sisi.  Suara itu saling tak tumpah seperti suaramu.  Tiap kali menerobos gegendang.... hatiku seakan terhenti berbicara soal lain.  Sungguh...

Dan kini bas yang kau pandu dulu telah hilang arahnya.  Makin jauh dan jauh.....  Menjadikan aku makin sedih tatkala mengingati pesananmu pada kami yang ditinggalkan.  Bas itu...... ke manakah bakal dibawa....

Semoga tuan guru..... kau bahagia di taman barzakh.
Dan kami akan menyambut baton yang kau tinggalkan itu, menuju destinasi yang hakiki.  Janji Allah itu pasti.  Mohon Ya Robbi, jangan Kau bolak balikkan hati ini.  Perjuangan itu akan kami teruskan....